Angan Pujaan

Matahari telah kembali ke peraduan
Melemahkan pandangan pada setapak
Semakin enggan kaki menapak
Dalam keheningan malam yang tak kunjung henti
Apalah daya mata mulai terpejam
Sesekali memngingat suaramu
Mengingat katamu
Mengingat tingkah lakumu
Hanya terngiang dalam angan
Selamat malam wahai pujaan
Teteplah menjadi pujaan

Kerinduan dalam harapan

Ketika hati mulai merindukan sesosok figur yang membuat ketenangan,
Ketika itulah otak mulai berpikir bagaimana cara mendapatkannya,
Segala macam hal akan terlintas dalam benak ini,
Namun sebelum memulai itu semua apakah ada figur yang tersisa dan di peruntukkan untukku,
Ya! Pasti ada dan itu akan ku dapat pada saat yang tepat,
Terus mencarimu dengan segenap hati,
Terus berdo’a agar engkau diperuntukkan buatku,
Terus berharap dan bermimpi,
Semoga engkau hanya untukku,
Wahai makhluk titipan Tuhan.

Penakluk

Rindu datang,
Ingin bertemu tuannya,
Menunggu dengan penuh rasa,
Satu kata saja yang terucap,
Rindu…
Wahai penakluk hati,
Segeralah datang,
rindu ingin bertemu,
Penakluk hati yang enggan berbalik,
Menerima pandangan merindu,
Bagai bulan yang jauh disana,
Wahai penakluk hati,
Turunlah sebentar menyapa,
Untuk melepas kerinduan,
Yang telah mencapai puncaknya,
Menahannya membuat hati semakin berdegup,
Semakin terasa resah karena ingin bersua dengan penakluk hati yang menjadi tuannya..